PEMERINTAHAN TIMURIYAH
PADA MASA
PEMERINTAHAN TIMUR LENK
Disusun Oleh:
M. MUDZAKIR HASBULLAH
NIM: 210310171
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam benak kita nama Mongolia identic dengan perilaku barbar,
kekerasan, dan penghancuran, sebagai akibat dari apa yang telah mereka perbuat
pada masa awal kemunculan dan dalam pemerintahan bangsa mongol yang sangat
terkemuka, diantaranya adalah timur lenk, yang berarti timur si pincang. Timur
Lenk adalah penguasa terkemuka terakhir Mongolia. Dia terkenal dengan
kerajaannya, dan serang menumpahkan darah dan kehancuran.
Oleh karenanya, di dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai sejarah
kelahiran dan biografi Timur Lenk, dari lahir hingga wafatnya, serta peristiwa
apa saja yang bersangkutan mengenai Timur Lenk. Semoga makalah ini membawa
manfaat bagi pembacanya. Amin.
B. Rumusan Masalah
1. Kapan lahirnya Timur Lenk?
2. Negara manasaja yang
ditaklukkan Timur Lenk?
3. Kemajuan apasaja yang
dicapai pada masa pemerintahan Timur Lenk?
4. Bagaimana pemerintahan
Timuriyah setelah Timur Lenk?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelahiran Timur Lenk dan
Kehidupannya
Timur Lenk lahir dekat Kesh (sekarang Khakhnsyabz, “Kota Hijau”,
Uzbeskistan), sebelah selatan Samarkand di Transoxiana, pada tanggal 08 April
1336 M/ 25 Sya’ban 736 H.
Nama pendeknya Lank (Lame) berasal dari lukanya yang ia peroleh ketika
mencuri domba. Ayahnya bernama Taragai, seorang kepala suku Barlas, dan menjadi
menteri dan kerabat Jagatai, putra Jengiskhan.
Suku Barlas mengikuti Jagatai mengembara ke arah barat dan menetap di
Samarkand. Taragai menjadi gubernur Kesh dan keluarganya mengaku keturunan
Jergiskhan, karena salah satu nenek moyangnya adalah wazir untuk putra Jengiskhan.
[1]
Sejak usia muda, keberanian dan keperkasaannya yang luar biasa sudah
terlihat. Ia sering diberi tugas untuk menjinakkan kuda-kuda binal yang sulit
ditunggangi dan memburu binatang-binatang liar.
Sewaktu umur 12 tahun, ia sudah terlibat dalam banyak peperangan dan menunjukkan
kehebatan serta yang mengangkat dan mengharumkan namanya di kalangan bangsanya.
Akan tetapi baru setelah ayahnya meninggal, sejarah keperkasaannya bermula.
Setelah Jagatai wafat, masing-masing amir melepaskan diri dari
pemerintahan pusat. Timur Lenk mengabdikan diri pada gubernur Transoxiana, Amir
Qazaghan. Ketika Qazaghan meninggal dunia, datang serbuan dari Tughluq Timur
Khan, pemimpin Moghulistanm yang menjajah dan menduduki Transoxiana.
Timur Lank bangkit memimpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang
tertindas. Setelah melihat keberanian dan kehebatan Timur, Tughluq Timur
menawarkan kepadanya jabatan gubernur di negeri kelahirannya. Tawaran itu
diterima, akan tetapi setahun setelah Timur Lenk diangkat menjadi gubernur,
tahun 1361 M, Tughluq Timur mengangkat putranya, Ilyas Khoja menjadi gubernur
Samarkand dan Timur Lenk menjadi wazirnya. Tentu saja Timur Lenk menjadi
berang. Ia bergabung dengan cucu Quzaghan, Amir Husain, mengangkat senjata
memberontak terhadap Tughluq Timur.
Timur Lenk berhasil mengalahkan Tughluq Timur dan Ilyas Khoja. Keduanya
dibinasakan dalam pertempuran. Ambisi Timur Lenk menjadi raja besar muncul.
Karena ambisi itulah ia kemudian berbalik memaklumkan perang melawan Amir
Husain, dalam pertempuran antara keduanya, ia berhasil mengalahkan dan membunuh
Amir Husain di Balkh.
Pada 10 April 1370 M, ia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa
tunggal di Trasixiana, pelanjut Jagatai dari keturunan Jengiskhan. Sepuluh
tahun pertama pemerintahannya, ia berhasil menaklukkan Jata dan Khawarizm.[2]
B. Serangan-Serangan Timur
Lenk
Timur Lenk adalah seorang muslim syiah yang fanatic. Ia menyadari bahwa
dirinya adalah seorang raja yang kejam, senang menumpahkan darah dan
kehancuran. Karena itu tentaranya menyukai kehancuran total.[3]
Setelah Jata dan Khawarizm dapat ditaklukkan, ketika itulah, Timur Lenk
mulai menyusun rencana untuk mewujudkan ambisinya menjadi penguasa besar dan
berusaha menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan. Ia
berkata “sebagaimana hanya ada satu Tuhan di alam ini, maka di bumi hanya ada
seorang raja”. Seragan-seragannya antara lain:
1.
Pada tahun 1381 M, ia menyerang dan berhasil menaklukkan khurasan.
Setelah itum serbuan ditunjukkan ke arah barat. Di sini ia juga keluar sebagai
pemenang.[4]
2.
Pada masa antara tahun 782-786 H / 1380-1384 M ia menguasai Khurasan,
Jurjan, Mazandar, Fars, Afganistan, Persia, Azarbaijan dan Kurdistan.[5]
v Di setiap negeri yang
ditaklukkannya, membantai penduduk yang melakukan perlawanan.
v Di Sabzawar, Afganistan,
ia membangun menara disusun dari 200 mayat manusia yang dibalut dengan batu dan
tanah liat.
v Di Isfahan, Iran, ia
membantai kurang lebih 70.000 penduduk. Kepala-kepala dari mayat itu disusun
menjadi menara.[6]
3.
Pada tahun 1387 M, ia menaklukkan dataran tinggi Iran dan dataran rendah
Mesopotamia. Dari sana ia melanjutkan ekspansinya ke Irak, Syria, Anatolia
(Turki).[7]
4.
Pada tahun 1393 M, ia menghancurkan dinasti Muzhaffari di Fars dan
membantai amir-amirnya yang masih hidup. Dan pada tahun yang sama Baghdad di
taklukannya. Penguasa Baghdad waktu itu, Sultan Ahmad Jahir, melarikan diri ke
Syria.
5.
Pada tahun 1394 M, Timur Lenk melancarkan invasi ke Asia kecil kemudian
menaklukkan kota Edessa, Tikrit, Mardin dan Amid. Di Tikrit, kota kelahiran
Shalah Al-Din Al-Ayyubi, ia membangun sebuah piramida dari tengkorak kepala
korban-korbannya.
6.
Pada tahun 1395, ia menyerbu daerah Qipehak, kemudian menaklukkan Moskow
yang didudukinya selama lebih dari setahun.
7.
Pada tahun 1398 M, ia menundukkan Dehli dan Kasmir di India Utara, konon
alasan penyerbuannya adalah karena ia menganggap penguasa muslim di daerah ini
terlalu toleran terhadap penganut hindu. Di India ia mambantai lebih dari
80.000 tawaran.
8.
Pada tahun1399 M, Timur Lenk berangkat memerangi Sultan Mamalik di Mesir
dan memerangi kerajaan usmani di bawah Sultan Bawazid 1, tetapi di dalam
perjalannya itu, ia menaklukan Georgia. Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara
Armenia di kubur hidup-hidup untuk memenuhi sumpahnya bahwa darah tidak akan
tertumpah bila mereka menyerah.
9.
Pada tahun 1401 M, ia memasukidaerah Syria bagian utara.
v Tiga hari lamanya, Aleppo
dihancur leburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat piramida dengan wajahnya
menghadap keluar.
v Bangunan seperti sekolah
dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin dan Ayubi dihancurkan.
v Kota Hamah, Hims dan
Baklabah jatuh ke tangannya.
v Pasukan mesir di bawah
komando Sultan Faraj dapat dikalahkannya dalam suatu pertempuran dasyat.
v Dan Damaskus jatuh ke
tangan pasukan Timur Lenk pada bulan Pebruari 1401 M.
v Akibat peperangan dasyat
tersebut, masjid Umayyah yang bersejarah rusak berat tinggal dinding-dindingnya
yang masih tegak.
v Dari Damaskus para
seniman, perajin ahli dan beberapa sarjana Damaskus dibawanya ke Samarkand
untuk menanam benih-benih pengetahuan Islam dan mengenalkan beberapa industri
kerajinan yang sejak saat itu hilang dari ibu kota Syria.
v Ia memerintahkan ulama
yang menyertainya untuk mengeluarkan fatwa membenarkan tindakan-tindakannya.
10.
Pada tahun yang sama, ia melakukan serangan ke Baghdad.
v ketika Baghdad telah
berhasil ditaklukkan, ia melakukan pembantaian besar-besaran terhadap 20.000
penduduk sebagai pembalasan atas pembunuhan terhadap tentaranya sewaktu
mengepung kota itu.
v Ia mendirikan 120 buah
piramida dari kepala mayat-mayat sebagai tanda kemenangan.[8]
11.
Pada tahun 1402 M, Timur Lenk menghancurkan pasukan/ tentara Utsmani di
Ankara.
v Sementara Sultan Bayazid I
tertawan ketika hendak melarikan diri.
v Di Sivas, putra Bayazid I,
Erthugrul, terbunuh di dalam pertempuran tersebut.
v Sultan Bayazid I akhirnya
meninggal dalam tawanan.
v Timur Lenk melanjutkan
serangannya ke Broessa, ibu kota lama Turki dan Smyrna.
v Setelah itu, ia kembali ke
Samarkand untuk merencanakan invasi ke Cina.[9]
12.
Pada tahun 1404 M, Timur Lenk merencanakan invasi ke Cina
v Namun di tengah
perjalanan, tepatnya di Oktar, ia menderita sakit yang membawa kematiannya.
v Ia meninggal pada usia 71
tahun dan jenazahnya dibawa ke Samarkand untuk dimakamkan dengan upacara
kebesaran.[10]
C. Kemajuan yang Dicapai pada
Masa Pemerintahan Timur Lenk
Sekalipun ia terkenal sebagai penguasa yang sangat ganas dan kejam
terhadap para penentangnya, sebagai seorang muslim Timur Lenk tetap
memperhatikan pengembangan Islam
Bahkan dikenal sebagai orang yang shaleh, ia adalah penganut Syi’ah yang
taat dan meyakini tasawuf tarekat Naqsabandiyah. Dalam setiap perjalanannya, ia
selalu membawa serta ulama-ulama, sastrawan dan seniman, para ulama dan
sastrawan dihormatinya.
Ketika berusaha menaklukkan Syria bagian utara, ia menerima dengan
hormat sejarawan terkenal, yaitu Ibnu Khaldun yang diutus Sultan Faraj untuk
membicarakan perdamaian.
Dan kemajuan yang dicapai oleh Timur Lenk, antara lain:
1.
Kota Samarkand diperkayanya dengan bangunan-bangunan dan masjid yang
megah dan indah.
2.
Kota Samarkand dijadikan pusat internasional dan mengambil alih
kedudukan kota Baghdad dan Tabriz sebagai pusat internasional.
3.
Mendatangkan tukang-tukang yang ahli, seniman ulung, pekerja yang pandai
dan perancang bangunan dan negeri-negeri taklukannya untuk memajukan
perkembangan Islam.
4.
Meningkatkan perdagangan dan industry dinegerinya dengan membuka
rute-rute perdagangan yang baru antara India dan Persia Timur.
5.
Ia berusaha mengatur administrasi pemerintahan dan angkatan bersenjata
dengan cara-cara rasional dan berjuang menyebarkan Islam.[11]
D. Pemerintahan Timuriyah
Setelah Timur Lenk
Setelah Timur Lenk meninggal, dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan
Kholil berperang memperebutkan kekuasaan. Kholil (1404-1405 M) keluar sebagai
pemenang. Akan tetapi, ia hidup berfoya-foya menghabiskan kekayaan yang
ditinggalkan kekayaan yang ditinggalkan ayahnya. Karena itu saudaranya yang
lain, Syah Rukh (1405-1447 M) merebut kekuasaan dari tangannya.
Syah Rukh merupakan salah satu penguasa terkemuka pemerintahan Timuriyah
setelah Timur Lenk. Ia berusaha mengembalikan wibawa kerajaan. Ia seorang raja
yang adil dan lemah lembut. Setelah ia meninggal ia diganti oleh anaknya Ulugh
Bey (1447-1449 M). Ulugh Bey adalah seorang raja yang alim dan sarjana
keilmuan. Namun, masa pemerintahannya tidak lama. Dua tahun setelah berkuasa ia
dibunuh oleh anaknya yang haus akan kekuasaan, ia adalah Abd AL-Latif
(1449-1450 M). raja besar dinasti Timuriyah yang terakhir adalah Abu Sa’id
(1452-1462 M). pada massa inilah kerajaan mulai terpecah belah.[12]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Timur Lenk lahir dekat
Kesh (sekarang Khakhnsyabz, “Kota Hijau”, Uzbeskistan), sebelah selatan
Samarkand di Transoxiana, pada tanggal 08 April 1336 M/ 25 Sya’ban 736 H dan
meniggal di Otrar pada tahun 1404 M dan pada usia 71 tahun.
2. Ia memproklamirkan dirinya
sebagai penguasa tunggal di Trasixiana, pelanjut Jagatai dari keturunan
Jengiskhan Pada tanggal 10 April 1370 M,. Sepuluh tahun pertama
pemerintahannya, ia berhasil menaklukkan Jata dan Khawarizm.
3. Seragan-seragan Timur Lenk
antara lain:
Ø Pada tahun 1381 M, ia
menyerang dan berhasil menaklukkan khurasan. Setelah itum serbuan ditunjukkan
ke arah barat. Di sini ia juga keluar sebagai pemenang.[13]
Ø Pada masa antara tahun
782-786 H / 1380-1384 M ia menguasai Khurasan, Jurjan, Mazandar, Fars,
Afganistan, Persia, Azarbaijan dan Kurdistan.[14]
Ø Pada tahun 1387 M, ia
menaklukkan dataran tinggi Iran dan dataran rendah Mesopotamia. Dari sana ia
melanjutkan ekspansinya ke Irak, Syria, Anatolia (Turki).[15]
Ø Pada tahun 1393 M, ia
menghancurkan dinasti Muzhaffari di Fars dan membantai amir-amirnya yang masih
hidup. Dan pada tahun yang sama Baghdad di taklukannya. Penguasa Baghdad waktu
itu, Sultan Ahmad Jahir, melarikan diri ke Syria.
Ø Pada tahun 1394 M, Timur
Lenk melancarkan invasi ke Asia kecil kemudian menaklukkan kota Edessa, Tikrit,
Mardin dan Amid. Di Tikrit, kota kelahiran Shalah Al-Din Al-Ayyubi, ia
membangun sebuah piramida dari tengkorak kepala korban-korbannya.
Ø Pada tahun 1395, ia
menyerbu daerah Qipehak, kemudian menaklukkan Moskow yang didudukinya selama
lebih dari setahun.
Ø Pada tahun 1398 M, ia
menundukkan Dehli dan Kasmir di India Utara, konon alasan penyerbuannya adalah
karena ia menganggap penguasa muslim di daerah ini terlalu toleran terhadap
penganut hindu. Di India ia mambantai lebih dari 80.000 tawaran.
Ø Pada tahun1399 M, Timur
Lenk berangkat memerangi Sultan Mamalik di Mesir dan memerangi kerajaan usmani
di bawah Sultan Bawazid 1, tetapi di dalam perjalannya itu, ia menaklukan
Georgia. Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia di kubur hidup-hidup
untuk memenuhi sumpahnya bahwa darah tidak akan tertumpah bila mereka menyerah.
Ø Pada tahun 1401 M, ia
memasukidaerah Syria bagian utara.
Ø Pada tahun yang sama, ia
melakukan serangan ke Baghdad.
Ø Pada tahun 1402 M, Timur
Lenk menghancurkan pasukan/ tentara Utsmani di Ankara.
Ø Pada tahun 1404 M, Timur
Lenk merencanakan invasi ke Cina
4. Dan kemajuan yang dicapai
oleh Timur Lenk, antara lain:
Ø Kota Samarkand
diperkayanya dengan bangunan-bangunan dan masjid yang megah dan indah.
Ø Kota Samarkand dijadikan
pusat internasional dan mengambil alih kedudukan kota Baghdad dan Tabriz
sebagai pusat internasional.
Ø Mendatangkan tukang-tukang
yang ahli, seniman ulung, pekerja yang pandai dan perancang bangunan dan
negeri-negeri taklukannya untuk memajukan perkembangan Islam.
Ø Meningkatkan perdagangan
dan industry dinegerinya dengan membuka rute-rute perdagangan yang baru antara
India dan Persia Timur.
Ø Ia berusaha mengatur
administrasi pemerintahan dan angkatan bersenjata dengan cara-cara rasional dan
berjuang menyebarkan Islam.
5. Setelah Timur Lenk
meninggal, dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan Kholil berperang
memperebutkan kekuasaan. Kholil (1404-1405 M) keluar sebagai pemenang.. Syah
Rukh (1405-1447 M) merebut kekuasaan dari tangannya.. Setelah Syah Rukh meninggal
ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey (1447-1449 M).. Dua tahun setelah berkuasa ia
dibunuh oleh anaknya yang haus akan kekuasaan, ia adalah Abd AL-Latif
(1449-1450 M). raja besar dinasti Timuriyah yang terakhir adalah Abu Sa’id
(1452-1462 M). pada massa inilah kerajaan mulai terpecah belah.
Daftar Pustaka
Al-‘Usairy.
Ahmad, Sejarah Islam, Jakarta: Akbar Media, 2003.
Amstrong.
Karen, Islam: Sejarah Singkat, Yogyakarta: Jendela, 2003.
K.
Hitti. Philip, History Of The Arabs, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,
2005.
Yatim.
Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo, 2008.
No comments:
Post a Comment