Friday, June 1, 2012

Perbuatan Diskriminasi

Perbuatan Diskriminasi

Munculnya prilaku diskriminasi lebih disebabkan oleh adanya penyimpangan individual, penyimpangan ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah mengabaikan dan menolak norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Orang seperti itu biasanya mempunyai kelainan atau mempunyai penyakit mental sehingga tak biasanya mengendalikan dirinya.
Sebagai gambaran, seorang anak dari beberapa saudara muncul sifat kelainan yaitu rakus lalu ingin menguasai harta peninggalan orang tuanya. Ia mengabaikan saudara-saudaranya yang lain. Ia menolak norma-norma pembagian warisan menurut norma masyarakat maupun menurut norma agama. Ia menjual semua peninggalan harta orang tuanya untuk kepentingan dirinya sendiri dan mengabaikan saudara-saudaranya yang lain.
Penyimpangan perilaku seperti inilah menjadi faktor munculnya sikap diskriminasi yang paling dominan dalam kehidupan masyarakat. Adapun bentuk penyimpangan perilaku individual menurut kadar penyimpangannya adalah sebagai berikut:
a.    Penyimpangan tidak patuh  pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang tidak sesuai dengan nilai Islam.
b.    Penyimpangan karena tidak taat terhadap pimpinan yang disebut pembangkang.
c.    Penyimpangan karena melanggar norma umum yang berlaku disebut pelanggar.
d.   Penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat kepercayaan. Khianat dan berlagak membela disebut munafik.
Dalam kehidupan masyarakat juga terdapat perbedaan sosial yang perwujudannya adalah penggolaongan penduduk atas dasar perbedaan-perbedaan dalam hal yang tidak menunjukkan tingkatan, antara lain ras, agama, jenis kelamin, profesi, klan, dan suku bangsa.
Perbedaan sosial (diferensiasi) menunjukkan adanya keanekaragaman dalam masyarakat. Suatu masyarakat yang didalamnya terdiri atas berbagai unsur menunjukkan perbedaan tidak bertingkat (horizontal) disebut masyarakat majemuk. Contoh, masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam unsur, ras, suku bangsa, bahasa, agama, dan kebudayaan, disebut masyarakat bangsa, yakni suatu masyarakat yang tidak disatukan oleh kesamaan apapun. Dorongan bersatunya bangsa Indonesia terletak pada hasrat atau kemauan.
Terjadinya bentuk-bentuk perbedaan sosial dalam masyarakat diakibatkan oleh adanya ciri-ciri tertentu, yaitu ciri-ciri fisik, sosial dan budaya.
  1. Ciri-ciri fisik, yang berkaitan dengan ras, yaitu penggolongan manusia atas dasar persamaan ciri-ciri fisik yang  tampak dari luar, seperti bentuk epala, bentuk badan, bentuk hidung, bentuk rambut, bentuk muka dan tulang rahang bawah, serta warna kulit, rambut dan mata. Perbedaan ciri-ciri fisik sangat dirasakan pada masyarakat dalam Negara yang menjalankan politik diskriminasi rasial, misalnya politik Apartheid di Afrika Selatan, sebelum Presiden Nelson Mandela.
  2. Ciri-ciri sosial, yaitu yang berkaitan dengan status dan peran para warga masyarakat dalam kehidupan sosial. Setiap orang melakukan berbagai peran untuk kepentingan dirinya sendiri atau untuk kepentingan masyarakat. Hal itu berkaitan dengan pekerjaan atau profesi para warga masyarakat, termasuk mata pencahariannya. Pekerjaan dan kaitannya dengan penghasilan sehingga menimbulkan kesan adanya tingkatan tinggi rendah. Namun, antara pekerjaan yang satu dengan yang lain tidak menunjukkan tingkatan, tetapi ada perbedaan. Misalnya antara petani, pedagang, guru dan pegawai.
  3. Ciri-ciri budaya, yaitu ciri yang merupakan pembeda budaya dan suku. Dalam kehidupan masyarakat digolongkan menjadi masyarakat Batak, Bugis, Lombok, Toraja, Ambon, Asmat, Jawa dan lainnya atau dalam lingkup yang lebih luas, misalnya masyarakat Afrika, Asia, Amerika, atau Eropa. Penggolongan ini didasarkan  atas ciri-ciri yang dimiliki masing-masing budaya.
Dengan adanya perbedaan sosial (diferensiasi) maka dapat kita katakan bahwa diferensiasi merupakan awal adanya stratifikasi dan menjadi pemicu munculnya sikap diskriminasi. Namun, tidak dapat ditafsirkan bahwa semua diferensiasi akan mendorong lahirnya stratifikasi sosial dan menjadi pemicu munculnya sikap diskriminasi. Stratifikasi sosial dapat memperkuat adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.
Namun pada kenyataannya di dalam masyarakat juga terdapat potensi yang mendorong terhapusnya perbedaan-perbedaan. Misalnya dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghapus perbedaan antara masyarakat yang satu dengan yang lain, atau antara suku bangsa yang satu dengan suku bangsa yang lain. Ada 7 (Tujuh)  macam diferensiasi sosial, yaitu: 1) Diferensiasi Sosial berdassarkan Perbedaan Ras; ciri-ciri fisik yang menjadi dasar pembagian ras adalah sebagai berikut: a) bentuk kepala (cephalicus), b) bentuk badan, c) bentuk hidung, d) bentuk rambut, e) warna kulit, f) warna mata, g) bentuk muka. 2) Diferensiasi Sosial berdasarkan Perbedaan Agama. 3) Diferensiasi Sosial berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin. 4) Diferensiasi Sosial berdasarkan Perbedaan Umur. 5) Diferensiasi Sosial berdasarkan Profesi. 6) Diferensiasi Sosial berdasarkan Perbedaan Klan. 7) Diferensiasi Sosial berdasarkan Perbedaan Suku Bangsa. (Roli Abdul Rahman, Menjaga Aqidah dan Akhlak, hal. 112-113, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007).

No comments:

Post a Comment

TEORITIS EMANUEL WALLERSTEIN

1.       Biografi Emanuel Wallerstein Immanuel Wallerstein  (lahir pada tahun   1930  di  New York, AS ), nama lengkapnya adalah Immanuel ...

30 hari