Perbuatan Diskriminasi
Munculnya
prilaku diskriminasi lebih disebabkan oleh adanya penyimpangan individual,
penyimpangan ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah mengabaikan dan
menolak norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Orang seperti itu biasanya mempunyai
kelainan atau mempunyai penyakit mental sehingga tak biasanya mengendalikan
dirinya.
Sebagai gambaran, seorang anak dari beberapa saudara
muncul sifat kelainan yaitu rakus lalu ingin menguasai harta peninggalan orang
tuanya. Ia mengabaikan saudara-saudaranya yang lain. Ia menolak norma-norma
pembagian warisan menurut norma masyarakat maupun menurut norma agama. Ia
menjual semua peninggalan harta orang tuanya untuk kepentingan dirinya sendiri
dan mengabaikan saudara-saudaranya yang lain.
Penyimpangan perilaku seperti inilah menjadi faktor
munculnya sikap diskriminasi yang paling dominan dalam kehidupan masyarakat.
Adapun bentuk penyimpangan perilaku individual menurut kadar penyimpangannya
adalah sebagai berikut:
a.
Penyimpangan tidak patuh
pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang tidak sesuai
dengan nilai Islam.
b.
Penyimpangan karena tidak taat terhadap pimpinan yang
disebut pembangkang.
c.
Penyimpangan karena melanggar norma umum yang berlaku
disebut pelanggar.
d.
Penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata
bohong, berkhianat kepercayaan. Khianat dan berlagak membela disebut munafik.
Dalam kehidupan masyarakat juga terdapat perbedaan
sosial yang perwujudannya adalah penggolaongan penduduk atas dasar
perbedaan-perbedaan dalam hal yang tidak menunjukkan tingkatan, antara lain
ras, agama, jenis kelamin, profesi, klan, dan suku bangsa.
Perbedaan sosial (diferensiasi) menunjukkan adanya
keanekaragaman dalam masyarakat. Suatu masyarakat yang didalamnya terdiri atas
berbagai unsur menunjukkan perbedaan tidak bertingkat (horizontal) disebut
masyarakat majemuk. Contoh, masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai
macam unsur, ras, suku bangsa, bahasa, agama, dan kebudayaan, disebut
masyarakat bangsa, yakni suatu masyarakat yang tidak disatukan oleh kesamaan
apapun. Dorongan bersatunya bangsa Indonesia terletak pada hasrat atau kemauan.
Terjadinya bentuk-bentuk perbedaan sosial dalam
masyarakat diakibatkan oleh adanya ciri-ciri tertentu, yaitu ciri-ciri fisik,
sosial dan budaya.
- Ciri-ciri fisik, yang berkaitan dengan ras, yaitu penggolongan manusia atas dasar persamaan ciri-ciri fisik yang tampak dari luar, seperti bentuk epala, bentuk badan, bentuk hidung, bentuk rambut, bentuk muka dan tulang rahang bawah, serta warna kulit, rambut dan mata. Perbedaan ciri-ciri fisik sangat dirasakan pada masyarakat dalam Negara yang menjalankan politik diskriminasi rasial, misalnya politik Apartheid di Afrika Selatan, sebelum Presiden Nelson Mandela.
- Ciri-ciri sosial, yaitu yang berkaitan dengan status dan peran para warga masyarakat dalam kehidupan sosial. Setiap orang melakukan berbagai peran untuk kepentingan dirinya sendiri atau untuk kepentingan masyarakat. Hal itu berkaitan dengan pekerjaan atau profesi para warga masyarakat, termasuk mata pencahariannya. Pekerjaan dan kaitannya dengan penghasilan sehingga menimbulkan kesan adanya tingkatan tinggi rendah. Namun, antara pekerjaan yang satu dengan yang lain tidak menunjukkan tingkatan, tetapi ada perbedaan. Misalnya antara petani, pedagang, guru dan pegawai.
- Ciri-ciri budaya, yaitu ciri yang merupakan pembeda budaya dan suku. Dalam kehidupan masyarakat digolongkan menjadi masyarakat Batak, Bugis, Lombok, Toraja, Ambon, Asmat, Jawa dan lainnya atau dalam lingkup yang lebih luas, misalnya masyarakat Afrika, Asia, Amerika, atau Eropa. Penggolongan ini didasarkan atas ciri-ciri yang dimiliki masing-masing budaya.
Dengan adanya perbedaan sosial (diferensiasi) maka dapat
kita katakan bahwa diferensiasi merupakan awal adanya stratifikasi dan menjadi
pemicu munculnya sikap diskriminasi. Namun, tidak dapat ditafsirkan bahwa semua
diferensiasi akan mendorong lahirnya stratifikasi sosial dan menjadi pemicu
munculnya sikap diskriminasi. Stratifikasi sosial dapat memperkuat adanya
perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.
Namun pada kenyataannya di dalam masyarakat juga
terdapat potensi yang mendorong terhapusnya perbedaan-perbedaan. Misalnya
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghapus perbedaan antara
masyarakat yang satu dengan yang lain, atau antara suku bangsa yang satu dengan
suku bangsa yang lain. Ada 7 (Tujuh)
macam diferensiasi sosial, yaitu: 1) Diferensiasi Sosial berdassarkan
Perbedaan Ras; ciri-ciri fisik yang menjadi dasar pembagian ras adalah sebagai
berikut: a) bentuk kepala (cephalicus), b) bentuk badan, c) bentuk hidung, d)
bentuk rambut, e) warna kulit, f) warna mata, g) bentuk muka. 2) Diferensiasi
Sosial berdasarkan Perbedaan Agama. 3) Diferensiasi Sosial berdasarkan
Perbedaan Jenis Kelamin. 4) Diferensiasi Sosial berdasarkan Perbedaan Umur. 5)
Diferensiasi Sosial berdasarkan Profesi. 6) Diferensiasi Sosial berdasarkan
Perbedaan Klan. 7) Diferensiasi Sosial berdasarkan Perbedaan Suku Bangsa. (Roli
Abdul Rahman, Menjaga Aqidah dan Akhlak, hal. 112-113, Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2007).
No comments:
Post a Comment